Setelah beberapa tahun ikut kegiatan Baraya Sanggabuana yang ikut membantu kegiatan Sanggabuana Wildlife Ranger (SWR), akhirnya saya dan teman-teman Baraya Sanggabuana, komunitas yang peduli terhadap keanekaragaman hayati di Pegunungan Sanggabuana mendapat undangan mengejutkan. Kami diajak untuk ikut belajar dan terjun langsung monitoring macan tutul bersama para Ranger langsung di hutan.
Pada hari pertama, kebetulan kami mendapat briefing dari teman-teman Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) yang datang dipimpin langsung oleh Kepala Balai TNGHS Bapak Achmad Munawir, sekarang Pak Munawir menjabat sebagai Direktur Perluasan Kawasan Konservasi di KLHK. Kami mendapat pengenalan tentang kamera trap dan cara mengoperasikannya, belajar settingan dan lain-lain.
Selain belajar mengenal dan mengoperasikan kamera trap, kami juga belajar karakteristik karnivora besar, terutama macan tutul jawa (Panthera pardus melas). Bagaimana mereka mencari mangsa, perilakunya, daya jelajahnya, juga kebiasaan lainnya supaya kami bisa memperkirakan di lapangan daerah territorial mereka yang tepat untuk pemasangan kamera trap.
Hari berikutnya kami belajar membaca dan mengidentifikasi jejak karnivora besar di lapangan. Ada beberapa jejak yang kami temukan, yaitu jejak cakaran tanah, jejak cakaran pohon, juga fases atau kotoran karnivora besar serta cakaran tanah yang meninggalkan urine dan beberapa sisa rambut karnivora besar.
Akhirnya setelah berjalan seharian, kami memasang 3 pasang kamera trap di puncakan gunung yang juga merupakan pertigaan punggungan gunung di salah satu hutan di Sanggabuana. Banyak sekali jejak cakaran tanah dan jejak babi hutan disini. Kemungkinan besar, kamera trap kami harusnya akan merekam aktifitas mereka. Jadi kami pasang disini dan setelahnya kami turun ke lembah yang menjadi basecamp kami di tengah hutan, yang berdekatan dengan Curug Cikoleangkak. Di sini kami mempunyai rumah pembibitan in situ, untuk membibitkan beberapa tanaman yang menjadi sumber pakan alami primate dan burung yang kemudian kami tanam kembali di hutan.
Kamera trap yang kami gunakan ini mampu standby di hutan sampai 6-8 bulan dan bisa merekam dalam mode foto dan video dengan triger berupa infra merah. Jadi akan merekam apapun yang bergerak dan melewati jangkauan infra merah dan lensa kamera trap kami. Hanya saja, kamera trap ini pada malam hari merekam dengan mode black and white, karena tidak mempunyai flash yang mampu menerangi obyek hingga bisa menangkap warna obyek yang terekam.
Setelah satu bulan, waktunya kami melakukan patrol kembali ke dalam hutan Sanggabuana. Rencananya kami juga sekaligus akan mengecek kamera trap kami. Mengecek kondisinya sekaligus menukar memory card yang ada di dalamnya untuk direview dan dievaluasi, ada apa saja yang berhasil direkam. Patroli kali ini kami masih ikut kegiatan dari para Ranger Sanggabuana. Kami semua masing-masing membawa bekal dan perlengkapan untuk menginap. Rencananya kami akan kembali menginap di Camp Curug Cikoleangkak sekaligus membenahi rumah bibit in situ yang ada disana.
Sambil patrol menuju beberapa titik pemasangan kamera trap yang kami namai Delta 1, Delta 2, dan Delta 3 kami masing-masing sambal memungut biji-bijian yang kami temui untuk kami semai di rumah pembibitan in situ di Cikoleangkak.
Sesampainya di Delta 1, dengan rasa was-was dan harapan tinggi, teman-teman Ranger mengeluarkan memory card dari kamera trap dan menyambungkannya k eke card reader yang tersambung di telpon genggam mereka. Kami semua diam, menunggu proses transfer data, dan ternyata kamera trap kami banyak merekam satwa yang ada di Sanggabuana, seperti babi hutan musang, trenggiling, burung hantu, burung paok pancawarna, dan juga macan tutul jawa baik yang pola totol dan hitam atau macan kumbang. Tampak juga beberapa warga berlalulalang, mengambil madu hutan, juga para pemburu yang menenteng senjata api.
Pertama kali kami memasang kamera trap dan medapat hasil yang banyak, sungguh suatu pengalaman yang berharga dan membahagiakan. Kami berada di tempat yang menjadi daerah territorial macan tutul jawa. Kami duduk dan minum kopi ditempat semalam macan tutul jawa betina lewat, membuat marking berupa cakaran tanah. Saya tidak berani membayangkan jika semalam saya berada disini dan bertemu dengan macan tutul betina ini.
Terimakasih teman teman senior Sanggabuana Wildlife Ranger (SWR) atas bimbingan, ilmu, dan pengalamannya.
Sahrul Hidayat - Baraya Sanggabuana
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.
Terkait