Babirusa

Satwa
Babirusa
27 Juni 2015
4196

Babirusa (Babyrousa babirussa) merupakan satwa endemik yang hanya bisa dijumpai di Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya seperti pulau Togian, Sula, Buru, Malenge. Hewan jenis ini merupakan hewan yang sudah mulai langka di alam liar jika tidak dijaga kelestarianya.

Babirusa mempunyai ciri khas bentuk tubuhnya yang menyerupai babi namun mempunyai taring panjang pada moncongnya. Hewan endemik Indonesia ini mempunyai tubuh sepanjang 85-105 cm. Tinggi babirusa sekitar 65-80 cm dengan berat tubuh sekitar 90-100 kg. Binatang endemik yang langka ini juga mempunyai ekor yang panjangnya sekitar 20-35 cm. Babirusa (Babyrousa babirussa) memiliki kulit yang kasar berwarna keabu-abuan dan hampir tak berbulu.  Ciri yang paling menonjol dari binatang ini adalah taringnya.  Taring atas dari hewan ini tumbuh menembus moncongnya dan melengkung ke belakang ke arah mata. Taring ini berguna untuk melindungi mata hewan endemik ini dari duri rotan. Hewan ini termasuk hewan yang bersifat menyendiri namun sering terlihat dalam kelompok-kelompok kecil dengan satu babirusa jantan yang paling kuat sebagai pemimpinnya.

Babirusa mencari makan tidak menyuruk tanah seperti babi hutan, tapi memakan buah dan membelah kayu-kayu mati untuk mencari larva lebah.  Babirusa (Babyrousa babirussa) menyukai buah-buahan seperti mangga, jamur, dan dedaunan. Satwa langka endemik  ini suka berkubang dalam lumpur sehingga menyukai tempat-tempat yang dekat dengan sungai. Hewan termasuk hewan yang pemalu dan selalu berusaha menghindar jika bertemu dengan manusia. Namun jika merasa terganggu, hewan endemik Sulawesi ini akan menjadi sangat buas.

Gambar. Babirusa (Babyrousa babyrussa) (http://www.theanimalfiles.com)

Babirusa (Babyrousa babyrussa) tersebar di seluruh Sulawesi bagian utara, tengah, dan tenggara, serta pulau sekitar seperti Togian, Sula, Malenge, Buru. Satwa langka endemik ini menyukai daerah-daerah pinggiran sungai atau kubangan lumpur di hutan dataran rendah.Beberapa wilayah yang diduga masih menjadi habitat babirusa antara lain Taman Nasional Bogani Nani Wartabone dan Cagar Alam Panua. Sedangkan di Cagar Alam Tangkoko, dan Suaka Margasatwa Manembo-nembo satwa unik endemik Sulawesi ini mulai langka dan jarang ditemui.

Populasinya hingga sekarang tidak diketahui dengan pasti. Namun berdasarkan persebarannya yang terbatas oleh IUCN Redlist satwa endemik ini didaftarkan dalam kategori konservasi Vulnerable (Rentan) sejak tahun 1986.  Oleh CITES binatang langka dan dilindungi ini didaftar dalam Apendiks I yang berarti tidak boleh diburu dan diperdagangkan. Berkurangnya populasi babirusa diakibatkan oleh perburuan untuk mengambil dagingnya yang dilakukan oleh masyrakat sekitar. Selain itu deforestasi hutan sebagai habitat utama hewan endemik ini dan jarangnya frekuensi kelahiran membuat satwa endemik ini semakin langka.

Klasifikasi ilmiah: Kingdom: Animalia

Filum: Chordata

Kelas: Mammalia

Ordo: Artiodactyla

Famili: Suidae

Genus: Babyrousa

Spesies: Babyrousa babyrussa

 

Source: http://www.celebio.org

             http://www.iucnredlist.org/apps/redlist/details/2461/0 

http://www.kidnesia.com/Kidnesia2014/Indonesiaku/Teropong-Daerah/Sulawesi-Tengah/Fauna/Babirusa

http://www.theanimalfiles.com/mammals/hoofed_mammals/babirusa.html

Tentang Penulis
Agus Sumardika

Tinggalkan Balasan

2015-07-01
Difference:

Tinggalkan Balasan