Halo Biodiversity Warriors, akhir akhir ini kalian pasti sering mendengar isu mikroplastik. Telah banyak penelitian yang sudah dilakukan terkait benda kecil ini, seperti melihat keberadaan dan konsentrasi mikroplastik di perairan seperti Laut, sungai, maupun danau. Beberapa waktu lalu Khatulistiwa Project bersama enam borneo warriors lainnya melakukan penelitian sederhana mengenai mikroplastik yang ada di kerang kepah (Polymesoda erosa) di kawasan mangrove sungai peniti kabupaten Mempawah. Bagi yang belum membaca artikel perjalan kami menelisik mikroplastik di kawasan mangrove sungai peniti Desa peniti luar dapat kalian baca disini ya!
PART 2 : https://biodiversitywarriors.kehati.or.id/artikel/perjalanan-menelisik-mikroplastik-pada-polymesoda-erosa-di-kawasan-mangrove-sungai-peniti-kabupaten-mempawah-kalimantan-barat-part-20/
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh borneowarriors ternyata menunjukkan bahwa di dalam saluran pencernaan kerang kepah terdapat mikroplastik. Mikroplastik yang paling mendominasi pada kerang kepah secara berututan adalah mikroplastik jenis fiber, fragmen dan film. Kami mengkategorikan ukuran panjang cangkang kerang menjadi 3 kelas, kelas A dengan kerang berukuran besar (52 mm-68 mm), kelas B dengan kerang berukuran sedang (48 mm- 50 mm) dan kelas B dengan kerang berukuran kecil (30 mm-47mm ). Mikroplastik paling banyak ditemukan pada Kelas B atau kerang berukuran sedang (48 mm-50 mm). Rata-rata jumlah mikroplastik pada kerang kepah kelas A (52 mm-68 mm) sebanyak 385 partikel/individu, pada kelas B(48 mm- 50 mm) sebanyak 459 partikel/individu dan pada kelas C (30 mm- 47 mm) sebanyak 300 partikel/ individu (Grafik 1).
Jenis mikroplastik yang ditemukan pada kerang kepah adalah Jenis Fiber, Fragmen dan Film. Mikroplastik yang paling mendominasi adalah fiber hal ini dikarenakan banyaknya aktivitas penangkapan ikan oleh nelayan sekitar. jenis fiber ini juga ditemukkan pada limbah air rumah tangga dari aktivitas mencuci pakaian. Jumlah mikroplastik berdasarkan jenisnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Ternyata pada kerang kepah di perairan sungai peniti mengandung mikroplastik, masyarakat sekitar mengonsumsi kerang kepah dengan cara direbus dan memakan seluruh bagian daging kepah tanpa dipisahkan saluran pencernaannya. Mikroplastik yang berada di saluran pencernaan dapat pula terangkut kebagian jaringan kerang kepah lainnya melalui sistem sirkulasi terbuka. mikroplastik juga mengaborbsi polutan yang ada di sekitarnya seperti logam berat sehingga apabila kerang tersebut dikonsumsi dapat terakumulasi di dalam tubuh hewan dengan trofik yang lebih tinggi dimana manusia sebagai puncaknya.
Dari hasil ini disarankan untuk mengkonsumsi kerang kepah yang ukuran cangkangnya kecil maupun besar berdasarkan kategorinya. Adapun memisahkan saluran pencernaannya terlebih dahulu agar meminimalisir mikroplastik yang terkonsumsi. Selain itu perlunya menjaga perairan tentu saja menjadi aksi utama untuk mewujudkan ekosistem perairan yang lebih sehat.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.
Terkait