Perjalanan Farhan Sang Konservasionis Muda

Sosok
Perjalanan Farhan Sang Konservasionis Muda
13 Juni 2023
Jakarta

Berawal dari kecintaannya pada satwa ditambah kegemarannya akan tayangan program televisi tentang fenomena alam, tanpa sadar nilai-nilai konservasi telah tertanam dalam diri Farhan sejak kecil. Namun, aktualisasi jiwa konservasionisnya baru dimulai ketika Farhan memasuki masa studi sarjana pada tahun 2016 di Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Jakarta. Sejak itulah Farhan tersadar akan urgensi konservasi alam dan satwa liar di Indonesia. Farhan melihat populasi dan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi pada negara ini menyebabkan laju perkembangan dan pembangunan juga meningkat dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia melimpah, namun tak jarang efeknya memberikan dampak negatif kepada hidup satwa liar bahkan masyarakat di sekitar habitatnya.

Sebelum berandil langsung pada pelestariannya, saat itu Farhan merasa perlu untuk memahami lebih dalam kondisi tersebut dengan berperan aktif sebagai mahasiswa pegiat lingkungan hidup, pemerhati satwa liar dan pengupayaan konservasinya, terutama pada satwa primata dan herpetofauna. Ketertarikannya tadi diimplementasikan oleh Farhan dengan bergabung di beberapa organisasi dan komunitas baik dari tingkat prodi hingga nasional, di antaranya ialah: Kelompok Studi Primata Macaca UNJ (KSP Macaca; Ketua Periode 2018-2019), Kelompok Pemerhati Amfibi Reptil leucomystax UNJ (KPAR leucomystax), Tiger Heart Jakarta, Biodiversity Warrior, Tambora Muda, hingga Perhimpunan Ahli dan Pemerhati Primata Indonesia (PERHAPPI).

Farhan bergabung dalam Kelompok Studi Primata Macaca Universitas Negeri Jakarta

Tidak merasa cukup karena rasa ingin tahu yang tinggi, Farhan pun turut berpartisipasi dalam berbagai pelatihan/seminar/loka karya seperti Penulisan Proposal untuk Program Konservasi (Forum HarimauKita, 2017), Survei Populasi Primata (RCCC UI, 2017), Metode Survei Primata (Swaraowa & KP3 Primata UGM, 2018), Kamera Jebak dalam Penelitian dan Konservasi Satwaliar (Forum HarimauKita, 2019), Peningkatan Kapasitas untuk Interpreter Ekoturisme (OwaHalimun/KIARA, 2019), Pemasangan Kamera Jebak (KEHATI, 2020), Penulisan Proposal Program Konservasi (Forum HarimauKita, 2020), Introduction to Conservation (National Geographic, 2020), dan Basics R for Ecologist (R for Ecologist, 2021).

pelatihan metode survei primata swaraowa dan kp3 primata

 

Berbekal wawasan yang telah diperolehnya, Farhan akhirnya berkesempatan terlibat dalam beberapa penelitian dan proyek terkait konservasi satwa liar, seperti Survey Primata Diurnal Jawa Barat (RCCC UI, 2017; terpublikasi), Survei Populasi dan Perilaku Owa Jawa di TNGGP (KSP Macaca UNJ, 2017-2019; terpublikasi), Monitoring Monyet Ekor Panjang di HL Angke (KSP Macaca UNJ 2017-2019), Survei Herpetofauna Jawa Barat (AMPLEXUS/KPAR leucomystax & Aspera, 2018-2019; Juara 1 & 2 Kompetisi GO-ARK: Java Region), Aktivitas Harian Owa Jawa (PKL OwaHalimun/KIARA, 2019), Perilaku Makan dan Analisis Fitokimia Pakan Monyet Ekor Panjang di GMNP (KKL Biologi, 2019), Survei Biodiversitas Urban (DLH Kota Tangerang Selatan, 2019; terpublikasi), Fasilitator Masyarakat Lokal dalam Monitoring Burung dan Habitatnya di Gunung Patuha (Burung Indonesia, 2021). Selain itu, Farhan juga kerap diundang sebagai pemateri, antara lain “Pengenalan Citizen Science” pada Studi Ilmiah Biologi (BEMP Biologi UNJ, 2018), “How to Conduct Wildlife Observation” dan “How to Fight Illegal Hunting” pada Kajian Kelompok Studi (BEMP Biologi UNJ, 2020 & 2021); serta menjadi panelis pada Seminar Hasil Penelitian “Proyek Ekologi: Primata dan Herpetofauna” (KSP Macaca UNJ, 2021).

Tim Penelitian dan Mahasiswa Stasiun Penelitian Way Canguk

Salah satu pencapaian terbaik Farhan sejauh ini ialah terpilih sebagai salah satu penerima hibah penelitian tingkat nasional untuk skripsinya dari program kerja sama antara WCS-IP dan KLHK (Research Fellowship Program/RFP, 2019-2021). Farhan lolos seleksi RFP dengan proposal penelitian berjudul “Pemencaran Biji oleh Siamang di Stasiun Penelitian Way Canguk, TNBBS”. Hasil penelitian tersebut dipaparkannya di Simposium Owa “1st Wildlife Ecology, Conservation and Management International Conference” (UGM, 2021) dan dipublikasikan di jurnal nasional Biodiversitas (doi.org/10.13057/biodiv/d230445). Adapun Farhan turut berkontribusi pada karya tulis ilmiah lainnya, antara lain “Foraging Behaviour and Food Preferences of Javan Gibbon (Hylobates moloch Audebert, 1798) at Cikaniki-Citalahab Forest Block, Gunung Halimun-Salak National Park” di Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi (UNJ, 2019 – The Best Oral Presenter); “The Presence of Javan Gibbon (Hylobates moloch Audebert, 1798) at Selabintana Resort, Gunung Gede-Pangrango National Park: A Brief Survey” pada 5th Congress and Symposium of Indonesian Primates (PERHAPPI, 2019); “Diurnal Primates Habitat Preferences at 3 National Parks in West Java, Indonesia” di Primates Talk: Seminar and Talkshow for Youth (UGM, 2018); serta buku “Profil Keanekaragaman Hayati Kota Tangerang Selatan” (DLH Kota Tangerang Selatan, 2019).

Ikut serta sebagai salah satu speaker dalam kongres dan simposium primata ke 5

Selepas menamatkan studi sarjananya pada 2022, Farhan sempat bekerja menjadi konsultan di PT Gaia Eko Daya Buana sebagai Junior Mammalogist untuk survei biodiversitas di Hutan Desa Telaga, Katingan, Kalimantan Tengah. Setelah itu, Farhan akhirnya berkesempatan dalam pelestarian primata secara langsung di habitat aslinya, yaitu orangutan tapanuli, dengan bergabung bersama Yayasan Ekosistem Lestari-Sumatran Orangutan Conservation Program (YEL-SOCP) menjadi Koordinator Riset Stasiun Batang Toru. Lalu bermodalkan pengalaman dan wawasannya, pada awal tahun 2023 ini Farhan dipercayakan untuk menjadi Kepala Stasiun Riset Batang Toru. Dengan karirnya saat ini, sebenarnya cita-cita Farhan saat awal perkuliahan telah tercapai. Namun kini ia menyadari bahwa ini barulah permulaan dari jalan panjangnya menjadi konservasionis sejati. Farhan pun memasang cita-citanya yang baru, ia harap kinerjanya bukan hanya berkontribusi bagi kelestarian orangutan tapanuli dan habitatnya, melainkan juga berdampak positif bagi masyarakat sekitar habitat sehingga tercipta kehidupan yang harmoni

Mengamati satwa dan menjaga lingkungan, salah satu pekerjaan dan minat Farhan

Tinggalkan Balasan