Mapagama UGM bersama BW KEHATI melakukan pengamatan burung untuk memperingati Hari Burung Migrasi Sedunia 2021. Pengamatan burung dilakukan di Bukit Djarum, Kaliurang, Sleman, DIY (8/5).
Selain untuk memonitor dan menginventarisir burung migrasi, tujuan kegiatan pengamatan burung ini yaitu untuk memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian burung migran dan habitatnya di Indonesia. Sebagai negara mega biodiversity (18% jenis burung dunia terdapat di Indonesia), burung migrasi juga menambah khasanah kekayaan burung di Indonesia.
Indonesia sendiri merupakan perlintasan burung-burung migrasi jalur Asia Timur – Australasia. Jalur yang penting mengingat jalur ini memiliki kekayaan spesies dan jumlah burung yang bermigrasi. Indonesia menjadi bagian dari jalur penerbangan 149 jenis burung migran (Sukmantoro et al., 2007). Berdasarkan data Birdlife Indonesia, lebih dari 50 juta burung air dari lebih 250 populasi yang berbeda menggunakan jalur terbang yang membentang dari Asia Timur, Asia Tenggara sampai Australia dan Selandia Baru, mencakup 22 negara.
Namun, burung migrasi bukan tanpa ancaman. Faktor utama bermigrasi untuk mencari iklim yang lebih hangat dan makanan yang melimpah membuat burung migrasi harus menghadapi beberapa ancaman. Selain faktor alam seperti cuaca ekstrim, faktor yang disebabkan manusia pun cukup tinggi. Di Indonesia, perburuan liar, dan pengrusakan terhadap habitat burung migrasi terindikasi menjadi faktor tertinggi berkurang jumlah burung migrasi.
Tahun ini Hari Burung Migrasi Sedunia mengusung tema Sing, Fly, Soar – like a bird! Tema ini ingin mengajak warga dunia untuk ikut “berkicau, terbang, dan terus menjulang” menyuarakan kepedulian kepada burung migran dan habitatnya. Hal yang tepat, karena masih minimnya pengetahuan masyarakat Indonesia, termasuk yang tinggal di dekat habitat burung migran.
Berikut data pengamatan burung di di Bukit Djarum, Kaliurang, Sleman, DIY pada 8 Mei 2021:
- Kerak Kerbau:25 individu
- Bentet kelabu: 2 individu
- Wiwik Uncuing: 2 individu
- Uncal Buau: 3 individu
- Cucak kutilang: 10 individu
- Cekakak jawa: 1 individu
- Betet biasa: 3 individu
- Cekakak sungai: 1 individu
- Sepah hutan: 3 individu
- Kedasi hitam: 1 individu
- Kacamata biasa: 1 individu
- Cipoh kacat: 1 individu
- Gagak kampung: 1 individu
- Kepudang kuduk hitam: 3 individu
- Cica koreng jawa: 1 individu
- Takur tulung tumpuk: 1 individu
- Sepah kecil: 1 individu
Terkait