Awal minat menjadi seorang peneliti lingkungan pesisir tumbuh sejak Firli menempuh pendidikan Strata 1 (S1) di Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI). Departeman Biologi tidak hanya mengajarkan tentang kelautan ataupun pesisir, namun mengajarkan juga mengenai peminatan lainnya seperti hewan di terestrial, tumbuhan dan mikrobiologi. Selain itu, Firli juga memiliki kemampuan menyelam dan pengetahuan mengenai biologi laut yang bisa dimanfaatkan.
Berbekal pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya, Firli memulai perjalanan penelitian pada tahun 2016 dengan menanam terumbu karang di Kepulauan Seribu dan menghitung laju pertumbuhan serta angka keberhasilan hidup karang yang ditanam. Namun, seiring jalan, Firli paham bahwa menjadi seorang peneliti bukanlah suatu hal yang mudah, terlebih di awalnya sebagai peneliti pemula dan harus merancang, mendanai, dan melakukan penelitian di ekosistem pesisir secara mandiri.
Setelah melakukan beberapa kali survey lapangan, Firli merasa tidak mungkin melakukan penelitian secara mandiri. Penelitian membutuhkan bantuan logistik, akomodasi, transportasi, dan otoritas. Apalagi jika penanaman dilakukan di lahan milik otoritas lain. Belum lagi bicara tentang tantangan eksternal seperti cuaca, perubahan kondisi lapangan, dan lain-lain.
Namun, seiring dengan niat yang kuat, Firli akhirnya mendapatkan dukungan dari orang tua, pemerintah, dan masyarakat setempat. Penelitian pertama akhirnya berhasil dilakukan dan memberikan kesan dan pemicu semangat untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.
Rasa percaya diri untuk bermimpi menjadi peneliti muda semakin besar hingga akhirnya Firli mengakselerasi diri dalam bidang penyelaman (saat ini sudah menjadi Instruktur Selam International) dan keilmuan dengan melanjutkan sekolah di S2 Ilmu Lingkungan. Seiring dengan kemajuan tersebut, Firli merasa pengalaman dan pengetahuannya akan lebih bermanfaat jika dilakukan atas nama lembaga atau komunitas, sehingga pada tahun 2020, Firli membangun perkumpulan peneliti muda bernama Oceanara.
Oceanara adalah lembaga penelitian di bidang ekologi pesisir yang berfokus pada valuasi ekonomi, manajemen resiko, dan konservasi biota laut. Lembaga ini sudah pernah melakukan penelitian mengenai kelimpahan teripang Synaptula di kepulauan seribu, pemanenan air hujan, kecepatan tumbuh dan angka keberhasilan hidup transplantasi karang pada 3 bentuk pertumbuhan berbeda dan lain sebagainya. Oceanara juga bermitra dengan SPTN 1 Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu dalam beberapa kegiatan, seperti pelatihan selam, penilaian potensi terumbu karang, dan monitoring teripang.
Hal ini kembali menujukan bahwa ketika ada niat baik dan usaha, InsyaAllah akan dipertumukan dengan orang-orang yang seminat.