Selamat Tinggal Pisang Cavendish

Selamat Tinggal Pisang Cavendish
17 September 2019
1003

Masyarakat urban sangat familiar dengan pisang berwarna kuning cerah dan manis yang dikenal dengan nama cavendish. Varietas pisang ini merajai pasar pisang dunia terutama daerah perkotaan. Tidak main-main, sekitar 95% perdagangan pisang dunia dikuasai cavendish. Sayangnya, karena serangan jamur yang belum ada obatnya bisa jadi kita harus mengucapkan selamat tinggal padanya.

Wabah jamur pertama kali menyerang cavendish di Taiwan tahun 1992, kemudian menyebar di daerah Asia Pasifik termasuk Indonesia. Wabah dikenal dengan nama Panama Disease dan melahap sekitar sepuluh ribu hektar perkebunan. Subtipe jamur Fusarium yang dinamai Tropical Race 4 (TR4) adalah penyebabnya.

Panama Disease dahulu juga menyerang varietas pisang komersil bernama Gros Michel. Dia merupakan pisang ambon dan terkenal pada tahun 1960an. Serangan Tropical Race 1 kemudian melenyapkan Gros Michel dari pasar dan muncullah cavendish sebagai pengganti.

Baca juga: Ini dia "Leluhur" dari Segala Pisang yang Kamu Makan

Namun Fusarium sulit dikontrol. Dia mudah tersebar di tanah, air, dan menginfeksi bagian tanaman. Bahkan bisa bertahan hingga 30 tahun dalam tanah. Sehingga tanah tidak bisa ditanami kembali. Obat kimiapun tidak mampu membunuh Fusarium.

Persebaran penyakit begitu luas dan cepat karena sistem perkebunan yang monokultur. Semua tanaman memiliki gen serupa sehingga ketika satu penyakit menyerang akan menumbangkan seluruh kebun. Solusi untuk pisang adalah dengan menghentikan sistem perkebunan monokultur dan menanam berbagai jenis pisang atau menunggu varietas baru hasil modifikasi genetik yang tahan terhadap Fusarium.

Referensi: National geographicViceTirto

Tentang Penulis
Admin BW
Biodiversity Warriors

Tinggalkan Balasan

Artikel
Terkait
Tidak ada artikel yang ditemukan
2020-07-30
Difference:

Tinggalkan Balasan