Di dalam lebatnya hutan Sumatera tersembunyi kambing berbulu hitam yang memiliki sepasang tanduk kecil di atas kepalanya, yaitu Capricornus sumatraensis. Habitat kambing ini hampir seluruhnya ada di dalam kawasan hutan primer dan sekunder Pegunungan Bukit Barisan yang membentang dari Aceh hingga Lampung. Utamanya ditemukan di Dataran Tinggi Aceh, Kerinci, dan Barisan Selatan.
Sayangnya tidak ada data tentang populasi keseluruhan C. sumatraensis. Hanya saja lebih dari 30% populasi C. sumatraensis diperkirakan telah berkurang selama tiga generasi (21 tahun). Hal ini terkait dengan tingginya perburuan dan hilangnya habitat. Perburuan besar-besaran pada tahun 1980-an berlanjut hingga saat ini dengan berbagai tujuan antara lain konsumsi, obat penangkal guna-guna, ataupun hiasan. Penjualan hasil buruan bahkan dilakukan secara terbuka di beberapa tempat, salah satunya Pancur Batu, Sumatera Utara. Namun belum pernah ada tindakan dari aparat terkait, padahal C. sumatraensis telah dilindungi sejak 1932.
Baca juga: Adaptasi Unik Kambing Pulau Bungin
Tingginya laju pembukaan hutan di Sumatera juga menjadi alasan utama penurunan populasi C. sumatraensis. Penebangan kayu yang tidak pandang bulu dan alih fungsi hutan untuk perladangan, baik menetap, ladang berpindah atau metode tebang bakar tidak hanya mengurangi habitat C. sumatraensis, tetapi juga merusak dan meningkatkan kemungkinan C. sumatraensis bertemu manusia karena area yang awalnya tidak bisa diakses menjadi terbuka.
Referensi: iucnredlist, repository.ipb, tribunnews
Leave a Reply
Terkait
