Pendataan Keanekaragaman Hayati Dukung Program Urban Biodiversity Kota Bandung

Siaran Pers
Pendataan Keanekaragaman Hayati Dukung Program Urban Biodiversity Kota Bandung
19 November 2025
9

Bandung - Upaya penyelamatan keanekaragaman hayati perkotaan semakin mendesak di Kota Bandung. Terbatasnya ruang terbuka hijau dan biru, serta jumlah pohon yang baru mencapai 229.649 dari kebutuhan 920.000 (data DPKP3 Kota Bandung) menjadikan kondisi keanekaragaman hayati di kota ini semakin tertekan.

Menjawab tantangan tersebut, Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI)mendukung inisiasi dari Yayasan Pilar Tunas Nusa Lestari bersama Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung yang menyelenggarakan Pengamatan Bersama Data Keanekaragaman Hayati Kota Bandung, Selasa (18/11), dengan lokasi percontohan di Taman Kehati Cibiru.

Kegiatan ini harapannya menjadi langkah awal penyusunan Profil Keanekaragaman Hayati Kota Bandung, sebuah dokumen dasar yang akan menjadi fondasi peningkatan kualitas ekologi perkotaan secara berkelanjutan. Kegiatan inventarisasi ini melanjutkan kegiatan lokakarya dan rangkaian diskusi sebelumnya pada 17 September 2025, yang telah menghasilkan dokumen panduan proses pendataan kehati bersama berbagai mitra seperti SITH ITB, DLH Kota Bandung, Restor.eco, dan Himpunan Mahasiswa Biologi ITB (Nymphaea).

“Melalui kegiatan inventarisasi ini kami ingin memastikan proses pendataan keanekaragaman hayati dilakukan secara kolaboratif, partisipatif, dan berbasis sains, sehingga Kota Bandung memiliki data yang kuat untuk menghadapi tantangan perubahan iklim,” ujar Manajer Program Kehutanan Yayasan KEHATI, Christian Natalie, di sela-sela kegiatan pengamatan flora-fauna di Taman Kehati Cibiru.

Kegiatan ini dipandu para pegiat inventarisasi data keanekaragaman hayati yang tergabung dalam gerakan Biodiversity Warriors Yayasan KEHATI yang telah melakukan inventarisasi berbasis citizen science sejak 2014 melalui program CapNature dan turut menjadi acuan penyusunan profil kehati DKI Jakarta.

Ada 83 spesies flora dan fauna yang berhasil didata, di antaranya Kupu-Kupu Papilio Memnon, Kumbang Cordylocera, dan pohon-pohon lokal bahkan endemik juga ada di sini seperti Kluwek atau Picung, Gandaria, dan Lampeni. Beberapa spesies yang ditemukan tersebut dapat menjadi indikator kesehatan lingkungan yang berdampak positif bagi manusia.

Selanjutnya, dari kegiatan lokakarya dan inventarisasi akan ditindaklanjuti dengan membuat rumusan linimasa pelaksanaan pendataan, pembagian peran tiap lembaga, serta penetapan lokasi prioritas. Kegiatan ini menjadi penting karena mencakup kegiatan percontohan dan revitalisasi, pendataan keanekaragaman hayati, dan kampanye serta edukasi publik.

Kegiatan ditutup dengan komitmen bersama seluruh peserta untuk melanjutkan proses pendataan, memperluas jejaring komunitas, serta memperkuat partisipasi publik sebagai modal sosial utama dalam menjaga kelestarian lingkungan perkotaan.

“Kolaborasi seperti ini sangat penting agar kota memiliki data keanekaragaman hayati yang akurat. Data tersebut akan membantu perencanaan ruang terbukaBandung yang masih sekitar 12,25% (Buku Informasi Statistik Infrastruktur PUPR, 2021), perlindungan spesies, hingga adaptasi kota terhadap perubahan iklim,” tutup Christian.

 

#urbanbiodiversity #biodiversitas #keanekaragamanhayati #tamankehati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *