Restorasi Hutan Mangrove

Flora
Restorasi Hutan Mangrove
Mitra: Green Coast UNTIRTA
27 August 2025

Lokasi: Pulau Panjang Kabupaten Serang
Jumlah: 500 Bibit

“Mangrove Research Centre: Studi awal penggunaan eco-engineering terhadap sintasan dan pertumbuhan awal Ceriops tagal untuk restorasi hutan mangrove di Pulau Panjang,” yang disampaikan kepada Yayasan KEHATI oleh tim Green Coast UNTIRTA. Kegiatan ini dilakukan dari 19 Maret hingga 31 Mei 2025 di Pulau Panjang, Banten, Indonesia.

Tujuan Kegiatan:
• Restorasi lahan.
• Penelitian.
• Pemberdayaan Masyarakat.
Output yang Dihasilkan:
1. Penanaman dan Pemantauan Mangrove: Sebanyak minimal 500 bibit mangrove Ceriops tagal ditanam di kawasan pesisir belakang SDN Pulo Panjang 1. Bibit ini dipantau sintasan dan pertumbuhannya untuk mengevaluasi keberhasilan restorasi menggunakan teknik eco-engineering. Lokasi penanaman adalah area pasang surut berlumpur yang minim vegetasi mangrove.
2. Keterlibatan Pemuda Lokal: Minimal 2 orang pemuda Pulau Panjang terlibat dalam pelaksanaan riset dan pemeliharaan bibit mangrove. Mereka juga berperan sebagai agen penyuluh lokal, menciptakan kemandirian masyarakat dalam menjaga lingkungan pesisir.
3. Materi Edukasi: Pembuatan maket edukasi mangrove oleh mahasiswa dan sesi penyuluhan di dalam kelas bersama siswa-siswi SDN Pulo Panjang 1. Dibuat pula flyer edukasi mengenai teknik restorasi mangrove dengan eco-engineering.
4. Publikasi Ilmiah: Satu naskah jurnal ilmiah berjudul “MANGROVE RESEARCH CENTRE: Studi awal penggunaan Eco-engineering terhadap sintasan dan pertumbuhan awal Ceriops Tagal untuk restorasi hutan mangrove di Pulau Panjang” dengan status submit/under-review. Penelitian ini menunjukkan tingkat sintasan 80% dalam dua bulan pertama, menandakan potensi tinggi pendekatan eco-engineering dalam restorasi.
5. Dokumentasi Kegiatan: Berupa 30 foto resolusi tinggi dan minimal 1 video kegiatan yang dapat diakses melalui tautan Google Drive.
Kendala dan Solusi:
• Kendala: Bibit propagul mangrove tidak tumbuh karena dimakan kambing, serta kesulitan dalam mendesain e-booklet.
• Solusi: Melakukan edukasi dan kerja sama dengan warga sekitar untuk masalah kambing, serta menyusun e-booklet lebih awal dan berkonsultasi dengan desainer digital untuk kegiatan selanjutnya.

Categories: