Katak Bertanduk

Satwa
Katak Bertanduk
1 July 2015
2213
0

Sebelumnya, spesies katak bertanduk yang ditemukan di bumi Sumatera (P pseudotilophus) ini dianggap jenis yang sama dengan yang di Kalimantan (P otilophus). Namun, analisis genetik dan morfologi mengungkap bahwa keduanya berbeda.

"Tanduk" yang dimiliki oleh P pseudotilophus sejatinya adalah tonjolan tulang di kepala. Tonjolan ini salah satunya berfungsi untuk melindungi diri dari mangsa. Jenis katak ini hidup di lantai hutan yang banyak terdapat serasah. Di Indonesia dapat ditemukan 2 jenis katak katak bertanduk ini, yaitu Megophrys montana dan Megophrys nasuta

 
MORFOLOGI

Katak yang bertubuh pendek agak gendut, kepala besar dengan runcingan kulit di atas kedua mata dan di ujung moncong. Sepasang runcingan kulit yang lain, yang lebih kecil, terdapat di ujung-ujung rahang. Ukuran tubuh umumnya sedang sampai besar, 60-95 mm; katak jantan lebih kecil daripada betinanya.

Dorsal (bagian punggung) berkulit halus, coklat pucat kemerahan sampai coklat tua, dengan sepasang lipatan kulit di punggung, mulai dari bagian tengkuk hingga ke pinggang. Sering dengan sepasang bintil hitam kecil di pundak. Kadang-kadang terdapat sepasang lipatan kulit yang lebih samar dan lebih pendek di masing-masing sisi lateral tubuh, di belakang tangan hingga ke pinggang. Kaki dan tangan lebih kekuningan, dengan lipatan-lipatan kulit melintang bertepi hitam, membentuk coret-coret hitam. Warna hitam juga terdapat di sekitar dan di belakang mata. Iris mata berwarna kemerahan. Ventral (sisi bawah tubuh) abu-abu keputihan, dengan bintil-bintil agak kasar. Bagian depan kecoklatan kotor, dengan bercak-bercak dan bintik-bintik hitam yang kurang lebih simetris di dagu, leher, tangan dan kaki. Selaput renang di kaki sangat pendek.

KEBIASAAN DAN PENYEBARAN

Penyamaran yang sempurna dari warna dan bentuk tubuh katak ini di lantai hutan, menyebabkan bangkong bertanduk sulit dikenali di siang hari. Katak ini kerap bersembunyi di bawah serasah hutan, dan baru pada malam hari aktif menjelajahi lantai hutan hingga ke pinggiran sungai. Berudu katak bertanduk memiliki mulut serupa corong, biasanya ditemukan di bagian sungai yang menggenang atau yang kurang berarus.

M. montana menyebar terbatas di Jawa, dan Sumatra. Di Jawa, terutama didapati di pegunungan, di atas 800 m dpl.

Sumber

Iskandar, DT. 1998. Amfibi Jawa dan Bali.

http://sains.kompas.com/read/2014/12/31/19180891/Katak.Bertanduk/

 

Tentang Penulis
Qori Apritta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2015-07-02
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *