Pak Arsyad si Penjaga Komodo

Aktivitas, Kehutanan
Pak Arsyad si Penjaga Komodo
6 Maret 2023
612

Oleh:

Tenaga Ahli Menteri Bidang Restorasi & Jemitraan Konservasi Dr Ir Wiratno M.Sc

dan Kepala Bagian TU BBKSDA NTT Mulyo Hutomo S.Pi M.Si

 

Namanya singkat Arsyad, lelaki paruh baya umur 55 tahun, dan mantan kepala desa. Alih-alih  mau memperpanjang masa jabatan, pria asal Pota  Kabupaten Manggarai Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur  ini malah mengundurkan diri dengan alasan tidak maksimal menjadi Kepala Desa lantaran harus sering meninggalkan kampung demi menyelamatkan komodo (Varanus komodoensis), di daratan Flores, yang ia temukan di hutan-hutan dan kadang di pantai depan kampungnya.

 

Cara berpikirnya boleh sederhana, namun memberikan dampak yang luar biasa. Saat menjadi kepala desa, Arsyad banyak memberikan sosialisasi kepada warga tentang pentingnya menjaga dan melindungi komodo Flores ini.  Hal ini sudah ia lakoni sejak 2007-an, dan ketika saya menjadi Kepala Balai Besar KSDA NTT di tahun 2012, ia giat mengurus komodo hingga saat ini.

 

Tak heran di seluruh Flores namanya sangat dikenal sebagai “penjaga Komodo”. Pak Arsyad tidak hanya menjaga dan melindungi, tetapi juga mengambil tindakan penyelamatan bila ada    komodo yang  memasuki pemukiman atau bahkan dalam beberapa kejadian menyerang ternak warga.  Sampai pada tahun 2007, saat sudah mengundurkan diri sebagai kepala Desa Pota, Pak Arsyad terus gencar memberikan penyadaran kepada masyarakat tentang pentingnya perlindungan komodo.

 

Akhir tahun 2007, Arsyad berkenalan dengan Balai Besar KSDA NTT pada acara pembinaan wisata alam untuk masyarakat.  Sosok Arsyad sering berbicara tentang Komodo dan pariwisata. Prinsip dan pandangan  tetang kelestarian alam dan komodo menjadi semakin mempererat ikatan dengan BBKSDA NTT. Ia merupakan salah satu anggota dari Extended Family.atau keluaga besar BBKSDA NTT.

 

Awal tahun 2008 Arsyad menjadi tenaga honor pemandu wisata di Kabupaten Manggarai Timur. Meski tidak bergabung  dengan lembaga konservasi, namun perhatian dan perannya dalam penanganan komodo yang masuk ke pemukiman di sekitar wilayah Manggarai dan Riung, Kabupaten  Ngada sama sekali tidak dapat dipungkiri.

 

Foto kegiatan Pak Arsyad dalam penyelamatan Komodo, pengukuran berat dan panjang untuk dicatat dalam buku register. Kegiatan pengenalan Komodo, cara hidup, habitat, dan aspek hukumnya kepada anak-anak sekolah.

 

Prinsip “5K”

 

Apa yang dimaksud dengan prinsip ini? Arsyad telah melaksanakannya dengan evidence based dan experience based seperti digambarkan di atas. Pertama adalah kepedulian. Ia peduli dengan perlindungan Komodo yang di sebagian besar masyarakat dianggap sebagai hama. Kedua adalah keberpihakan. Ia lebih condong dan berpihak pada satwa komodo yang dilindungi undang-undang agar tidak menjadi korban manusia. Ketiga adalah  kepeloporan, Ia menjadi pelopor untuk menyelamatkan komodo ketika tidak ada orang lain yang peduli. Keempat adalah konsisten. Arsyad bertahun-tahun bahkan berhenti menjadi kepala desa untuk menyelamatkan Komodo, bahkan sampai dengan saat ini, sehingga ia dikenal sebagai penyelamat komodo. Kelima adalah kepemimpinan. Dengan contoh nyata, Arsyad memotivasi generasi muda untuk tahu, memahami, dan bersedia turut serta menyelamatkan komodo.

Sumber : Komodo Survival Program & BBKSDA NTT (2021)

Pemetaan sebaran habitat dan populasi komodo di daratan Flores dilakukan oleh Komodo Survival Program (KSP) bekerja sama dengan Balai Besar KSDA NTT. Konsistensi KSP juga ditunjukkan dengan kerja pemantauan komodo di TN Komodo yang telah berlangsung lebih dari 15 tahun. Balai Besar KSDA NTT dan KSP sangat terbantu dengan gerakan penyelamatan komodo oleh Arsyad. Dan akhirnya memang Arsyad bersama-sama dengan KSP dan BBKSDA NTT melakukan monitoring habitat dan populasi Komodo sebagaimana telah digambarkan pada peta tersebut di atas.

Sumber : Komodo Survival Program & BBKSDA NTT (2021)

100 Arsyad Baru

 

Diperlukan lebih banyak Arsyad di seluruh habitat komodo di daratan Flores. Selain ditemukan di beberapa cagar alam seperti CA Wae Wuul, CA Riung 17 Pulau, CA Wolo Todo,  sebagian besar hidup komodo berada di luar kawasan konservasi seperti di hutan-hutan lindung, bahkan di lahan masyarakat.

Oleh karena itu diperlukan lebih banyak pejuang seperti Arsyad untuk menyelamatkan Komodo, termasuk sumber pakannya, demi kelestarian komodo dalam jangka panjang. Edukasi kepada generasi muda merupakan langkah nyata Arsyad untuk membangun pengetahuan dan kepedulian generasi muda akan kelestarian komodo di Pulau Flores.

Tentang Penulis
Dr Ir Wiratno M.Sc dan Mulyo Hutomo S.Pi M.Si
Tenaga Ahli Menteri Bidang Restorasi & Kemitraan Konservasi dan Kepala Bagian TU BBKSDA NTT

Tenaga Ahli Menteri Bidang Restorasi & Kemitraan Konservasi dan Kepala Bagian TU BBKSDA NTT

Syarat dan ketentuan

  1. Memuat hanya topik terkait keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup
  2. Panjang tulisan 5.000-6.000 karakter
  3. Tidak plagiat
  4. Tulisan belum pernah dimuat di media dan situs lain
  5. Mencantumkan nama, jabatan, dan organisasi
  6. Melampirkan foto diri dan biografi singkat
  7. Melampirkan foto pendukung (jika ada)
  8. Mengirimkan tulisan ke [email protected]
  9. Jika akan dimuat dimuat, pihak admin akan menghubungi penulis untuk menginformasikan tanggal pemuatan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *