Kategori: Ekowisata

Penemuan Ratusan Spesies Pengendali Hama Agroforestri di Cagar Biosfer, Karst Menoreh, Kulon Progo

Penulis: Canavalia Wedelia Arfentri dan Alfian Surya Fathoni.   Pendataan laba-laba oleh Tim BW KEHATI UGM di Air Terjun Grojogan Sewu (Canavalia W. Arfentri, 2023)       Yogyakarta, 23 Desember 2023 – Tim peneliti laba-laba dari Biodiversity Warrior Kehati Universitas Gadjah Mada (BW KEHATI UGM) yang terdiri dari mahasiswa S2 yaitu Canavalia Wedelia Arfentri, Alfian Penemuan Ratusan Spesies Pengendali Hama Agroforestri di Cagar Biosfer, Karst Menoreh, Kulon Progo

Rumah Rakit Media Komunikasi di Sungai Musi yang Mulai Tergerus

Rumah Rakit yang Masih Bertahan Dari banyak yang meninggalkan sungai untuk aktvitas mencuci, mandi dan tempat tinggal. Hasbullah [52] memilih untuk tetap berada diatas rumah rakit. “Saya sudah terbiasa tinggal disini, rumah rakit ini adalah bagian dari kehidupanku dan istriku.” Jelas Hasbullah Selain untuk tempat tinggal, masyarakat yang masih mendiami rumah rakit juga menggunakan rumah Rumah Rakit Media Komunikasi di Sungai Musi yang Mulai Tergerus

Perahu Ketek yang Masih Bertahan di Sungai Musi

Kehadiran jembatan tidak selalu berkah, bagi masyarakat yang hidup mengandalkan transportasi air di Sungai Musi jembatan justru perlahan membuat beberapa serang ketek beralih profesi. Sore itu belasan perahu ketek bersandar di terminal Sungai Musi, tepatnya di pelataran pasar 16 Ilir Palembang. “Sebelum adanya Jembatan Ampera masyarakat menggunakan perahu ketek untuk menyeberangi Sungai Musi.” Ucap Yusuf Perahu Ketek yang Masih Bertahan di Sungai Musi

PNBP Pascaproduksi: Efektif atau Kontradiktif?

Ditetapkannya Permen KP No. 2 Tahun 2023 pada bulan Januari tahun 2023 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengenaan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan yang Berasal dari Pemanfaatan Sumber Daya Alam Perikanan, memiliki kesesuai dengan prinsip ekonomi biru (blue economy) yang bertujuan agar sumber daya ikan dan ekosistem laut PNBP Pascaproduksi: Efektif atau Kontradiktif?

Sorgum: Kunci Ketahanan Pangan NTT

Bicara tentang isu ketahanan pangan tidak terlepas dari konsep keberagaman pangan. Demi tercapainya ketahanan pangan yang ideal, kita mesti memiliki ketersediaan pangan yang beragam. Dengan demikian, jika satu jenis pangan mengalami krisis atau langka, masih ada yang lainnya sebagai pengganti.   Dalam situs web wri-indonesia.org,  disebutkan bahwa Indonesia memiliki 77 jenis tanaman pangan sumber karbohidrat. Sorgum: Kunci Ketahanan Pangan NTT

Sorgum Mutiara Darat NTT

Sorgum (Sorghum bicolor Moench) merupakan pangan lokal jenis serealia. Sorgum amat adaptatif sehingga bisa bertumbuh di lahan marginal/berbatu, wilayah panas ekstrem, dan rendah curah hujan.   NTT merupakan provinsi dengan kemarau yang panjang setiap tahunnya. Karena itu, sorgum menjadi kunci pertanian ladang kering. Selain hemat dalam kebutuhan air sorgum juga lebih tahan serangan hama.   Sorgum Mutiara Darat NTT

Penghuni air sawah; Azolla pinnata dan Salvinia natans

Azolla pinnata (Salviniaceae, pteridophyta) berwarna merah, pada foto berada di bagian tengah. Azolla pinnata mampu menambat nitrogen, dan bisasa bersimbiosis dengan bakteri endofit.  Salvinia natans (Salviniaceae, pteridophyta) memiliki morfologi seperti daun membulat-melonjong, dengan permukaan yang ditutupi oleh rambut. Salvinia natans dapat bertahan hidup di lingkungan tercemar, sehingga dapat digunakan sebagai agen fitoremediasi logam berat Fe Penghuni air sawah; Azolla pinnata dan Salvinia natans