Tanaman Pulai Sebagai Obat Herbal

Flora
Tanaman Pulai Sebagai Obat Herbal
21 June 2015
10723

Pulai Hitam | Alstonia scholaris (L.) R.Br. (Familia Apocynaceae)

 

     Dulu semasa saya kecil, saya pernah mngalami demam aneh dimana panas sangat tinggi dan terdapat benjolan diperut (Mungkin semacam radang). Penyakit tersebut disebut "demam kuro". Pada waktu itu dokter masih sangat jarang di daerahku, maklum sudah pelosok ditepi hutan, jauh dan belum ada alat transportasi yang menjangkau (Seperti kendaraan bermotor) lagi, yang ada hanya tabib/dukun. Pengobatanya pun hanya di lalukan pemijatan dan urut, setelah itu orang tua saya di beri minyak (sejenis minyak urut) dan harus mencari daun "Pule" untuk penyembuhannya. Setelah sampe dirumah, orang tua saya pun mengambil daun pulai di belakang rumah, kemudian daun tersebut diolesi dengan minyak dari dukun tersebut. setelah itu daun kemudian di layukan di atas penanak nasi diatas tungku. setelah agak layu dan berminyak kemudian daun tersebut di tempelkan di perut dan kemudian dililit dengan "Kendit" (Mungkin jenis Stagen atau malah Korset). Setelah esok harinya panas tubuh pun turun, dan benjolan di perut perlahan-lahan menghilang. 

     Setelah saya kuliah baru saya tahu, kenapa daun pulai bisa dijadikan obat. Meskipun pada awalnya saya menganggap mistis, tetapi ada penjelasan ilmiah yang masuk akal mengenai pengobatan secara herbal. Karena kandungan kimia yang terdapat getah tanaman pulai dan masing-masing bagian tanaman akan menghasilkan kandungan kimia yang berbeda. Jadi sebenarnya para leluhur kita yang terdahulu, telah mengetahui banyak tanaman yang memiliki manfaat, baik untuk obat maupun yang lainnya.

  

 

     Pulai hitam atau  Alstonia scholaris merupakan tanaman berkayu, dan tingginya dapat mencapai 50 meter. Batang tegak, bulat dan tidak keras sehingga disebut "Kayu lunak", kulit batang cokelat kehitaman atau bahkan hitam dan kulit ini sangat rapuh. Daunnya hijau mengkilap dengan bagian bawah daun berwarna lebih pucat. Daunnya menjari dengan jumlah tiga sampai sepuluh daun dan sepanjang 3 cm. Bunganya mekar di bulan Oktober dan memiliki aroma yang harum. Biji dari pulai berbentuk oblong dan berambut.Kulit kayunya tidak memiliki bau namun memiliki rasa yang sangat pahit, dengan getah yang cukup banyak.

     Pohon pulai mengandung banyak getah. Getah berwarna putih, rasa getahnya sangat pahit. Rasa pahit itu didapatkan pula dari akar, kulit batang dan daunnya. Pada bagian pohon ini terdapat bahan yang sudah diketahui antara lain alkaloida berupa ditamine, ditaine, dan echi-kaoetchine. Pada kulit batang terdapat kandungan saponin, flavonoida, dan polifenol. Sedangkan untuk zat pahitnya terdapat kandungan echeretine dan echicherine. Dari kandungan kimia yang terdapat didalamnya, pulai sering pula digunakan dalam pengobatan tradisional. Tanaman ini memiliki sifat antipiretik, anti malaria, antihipertensi serta anti andenergik dan melancarkan saluran darah. Penggunaan kandungan ini bisa berasal dari akar, kulit batang , daun dan getah pulai dapat dijadikan obat nyeri (di sisi dada atau karena tusukan) jika dikunyah bersama pinang dan ampasnya dibuang. Akarnya juga obat tukak didalam hidung, mengobati koreng dan borok. Kulit batang pulai bermanfaat untuk mengatasi demam, hipertensi, tonikum, ekspektorant, perut kembung, ginjal membesar, demam nifas, hemoroid dan sakit kulit. Cara penggunaanya adalah dengan merebus kulit batang pulai yang dicampur dengan bahan lainnya. Air rebusannya itu disaring dan diminum sekaligus. Penggunaan getahnya dapat pula berkhasiat untuk mengatasi koreng, borok pada hewan, bisul dan kecacingan (kremi). Untuk mengatasi penyakit tersebut, getahnya dicampurkan dengan bahan lain. Daunnya pun punya manfaat yang banyak. Dengan merebus daun pulai dan bahan lainnya bisa mengobati sifilis, beri-beri, sakit usus, cacing, disentri, diare menahun, diabetes dan malaria, jenis pulai yang sering digunakan adalah pulai waluh.

 

 

SUMBER :

  1. http://www.globinmed.com/index.php?option=com_content&view=article&id=62821:alstonia- scholaris-l-rbr
  2. http://www.asianplant.net/Apocynaceae/Alstonia_scholaris.htm
  3. http://keys.trin.org.au/key-server/data/0e0f0504-0103-430d-8004-           060d07080d04/media/Html/taxon/Alstonia_scholaris.htm
  4. http://www.biotik.org/laos/species/a/alssc/alssc_en.html
  5. Juhaeti, T. & Samsul, H.2009. Potensi Pulai (Alstonia scholaris R.Br.) dan Upaya Budidayanya. Seminar Nasional Etnobotani IV, Cibinong Science Center-LIPI 18 Mei 2009.
  6. Zuraida, Rachman, E. & Neo, E. L. 2010. Prospek Pulai (Alstonia sp.) Sebagai Bahan Baku Industri Obat Anti Kolestrol. Kementrian Kehutanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. 
About Author
Arif Rudiyanto
Yayasan Kanopi Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2015-07-08
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *