Tahun Baru, Ajang Merusak Ozonkah?

Tahun Baru, Ajang Merusak Ozonkah?
1 Januari 2015
1570

Happy New Year!! Selamat tahun baru 2015 bagi kita semua! Wow, tidak terasa waktu sudah cepat berlalu. Tahun sudah berganti, semua umat manusia pun merayakannya. Tradisi pun kembali dijalankan. Ada yang merayakannya dengan keluarga, teman, atau pasangan masing-masing. caranya pun bermacam-macam, ada yang makan bersama, jalan-jalan ke luar kota, dan salah satunya yang paling terkenal adalah menyalakan kembang api.

Yap, kembang api. Sebelumnya apa sih kembang api itu? 

Kembang api adalah bahan peledak berdaya ledak rendah piroteknik yang digunakan umumnya untuk estetika dan hiburan. Kembang api menghasilkan empat efek primer: suara, cahaya, asap, dan bahan terbang. Kembang api dirancang agar dapat meletus sedemikian rupa dan menghasilkan cahaya yang berwarna-warni seperti merah, oranye, kuning, hijau, biru, ungu, dan perak.

Komposisi utama kembang api secara umum terdiri dari:

  • Binder. Binder berfungsi untuk agen pengikat sehingga seluruh bahan pembuat kembang api dapat dijadikan campuran berbentuk pasta. Binder yang sering dipergunakan adalah dextrin.
  • Oksidator. Oksidator diperlukan sebagai penghasil oksigen untuk memulai proses pembakaran. Bahan oksidator yang dipakai biasanya dari golongan nitrat, klorat, ataupun perklorat. Awalnya nitrat dipakai sebagai bahan oksidator dan senyawa yang sering dipakai adalah kalium nitrat.
  • Reduktor. Reduktor bereaksi dengan oksigen yang dihasilkan oleh oksidator membentuk gas yang bertemperatur tinggi dan mengembang dengan cepat. Reduktor yang dipakai biasanya adalah belerang dan karbon.
  • Fuel. Karbon atau thermit umumnya dipakai sebagai fuel pada kembang api. Fuel akan melepaskan elektron pada oksidator. Menyebabkan oksidator tereduksi, selama proses ini berlangsung maka akan terjadi ikatan antara fuel dan oksigen membentuk produk yang lebih stabil, peristiwa pembakaran ini hanya memerlukan sedikit energi agar reaksinya berlangsung, dan ketika proses pembakaran dimulai maka akan dihasilkan energi yang cukup banyak untuk melelehkan dan menguapkan material lain sehingga terjadi percikan api yang menyebabkan terbentuknya cahaya kembang api.
  • Regulator. Logam biasanya ditambahkan untuk mengatur kecepatan terjadinya reaksi pada kembang api. Semakin besar luas permukaan logam maka semakin cepat reaksi akan berlangsung.

Adapun yang memberi warna pada cahaya kembang api adalah atom. Beberapa jenis atom (dalam bentuk senyawa kimia masing-masing) yang digunakan untuk membuat warna-warna dalam kembang api:

  • Merah didapat dari stronsium (paling sering dipakai) untuk membuat cahaya berwarna crimson (merah tua keunguan), kalsium untuk membuat warna merah kekuningan, lithium untuk membuat warna kuning hijau terang.
  • Hijau didapat dari barium (paling sering dipakai) untuk membuat warna hijau kekuningan, tembaga untuk membuat warna hijau zamrud, telurium untuk membuat warna hijau rumput, thalium untuk membuat warna hijau kebiruan, seng untuk membuat hijau keputihan.
  • Biru didapat dari tembaga (paling sering dipakai) untuk membuat warna azure (biru langit cerah), arsenikum untuk membuat warna biru muda, timbal untuk membuat warna biru muda, selium juga digunakan untuk membuat warna biru muda.
  • Ungu didapat dari cesium untuk membuat warna ungu kebiruan, kalium untuk membuat warna ungu kemerahan, dan rubidium untuk membuat warna ungu.

Melihat berbagai bahan kimia yang menjadi campuran dalam pembuatan kembang api, tentu menimbulkan bahaya bagi manusia dan lingkungan. Asap dan debu kembang api mengandung sisa-sisa logam berat dan senyawa-senyawa kimia yang beracun dan membahayakan kesehatan .

Senyawa-senyawa tembaga yang dipakai untuk menghasilkan warna biru dapat menghasilkan dioxin dapat menyebabkan kanker. Tingkat toksisitas residu kembang api juga ditentukan oleh banyaknya bubuk mesiu yang digunakan, jenis oxidizer, warna yang dihasilkan dan metode peluncuran kembang api. Kembang api juga mengandung senyawa perklorat yang sangat mudah larut dalam air.

Bahkan dalam konsentrasi yang sangat rendah disuplai air minum, perklorat dapat menghambat pengambilan iodine oleh kelenjar tiroid. Penggunaan kembang api juga dapat meninggalkan sampah padat dari sisa-sisa penyalaan kembang api, baik yang mudah maupun yang sukar terurai. Sampah padat ini akan mengotori perairan maupun tanah/daratan tempat serpihan- serpihan tersebut jatuh. Kembang api juga berkontribusi terhadap terjadinya hujan asam.

Oleh karena itu, daripada kita membakar kembang api yang keindahannya hanya sesaat tetapi menimbulkan bahaya yang luar biasa terhadap bumi kita, alangkah baiknya jika setiap pergantian tahun kita merayakannya dengan hal yang lebih bermanfaat bagi diri kita dan lingkungan sekitar. 

Sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/52c317803ecb173f448b459e/hot-bahaya-pesta-kembang-api-terutama-di-musim-penghujan

Tentang Penulis
Nadia Putri Rachma

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel
Terkait
Tidak ada artikel yang ditemukan
2016-03-04
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *