Si Hidung Botol di Perairan Pulau Panggang dan Pulau Air

Animal
Si Hidung Botol di Perairan Pulau Panggang dan Pulau Air
18 May 2016
1606

Siapa yang tidak kenal dengan lumba-lumba, dikenal sebagai hewan laut yang paling pintar, mempesona dan memiliki sifat penolong. Siapa yang tidak senang hatinya ketika berkesempatan melihat lumba-lumba di alam? Itulah yang kami rasakan ketika bertemu lumba-lumba di perbatasan Perairan Pulau Panggang dan Pulau Air Kepulauan Seribu akhir April 2016. Ketika kelompok lumba-lumba ke permukaan semuanya langsung mengambil kamera dan mengabadikannya karena terpesona akan indahnya. Mamalia ini biasanya hidup berkelompok dengan jumlah dua hingga beberapa ratus individu tergantung dari jenisnya. Hewan yang termasuk dalam ordo Cetacea ini dapat hidup hingga 40-50 tahun dengan berat mencapai 635 kg. Berbeda dengan ikan, anak lumba-lumba lahir 3-6 tahun sekali dengan periode kehamilan 12 bulan dan periode menyusui 18-20 bulan. Seekor lumba-lumba Hidung Botol dapat dikatakan dewasa ketika berumur 5-13 tahun untuk betina sedangkan jantan 9-14 tahun.Mereka menggunakan suara dengan frekuensi tinggi untuk menangkap mangsanya yaitu invertebrata bentik (organisme tidak bertulang belakang yang hidup di dasar perairan), ikan, dan cumi-cumi.

 

Lumba-lumba hidung botol (bottlenose dolphin) adalah jenis lumba-lumba yang mempunyai yang kita temukan ciri moncongnya yang panjang menyerupai botol. Ada beberapa spesies lumba-lumba yang di kategorikan sebagai lumba-lumba hidung botol dan semuanya masuk ke dalam genus Tursiops. Kedua spesies tersebut adalah lumba-lumba hidung botol biasa (Indo-Pacific bottlenose dolphin; Tursiops aduncus), & spesies baru lumba-lumba burrunan (Burrunan dilphin; Tursiops australis) yang baru diidentifikasi pada tahun 2011 lalu.

Taksonomi :

Kingdom          :  Animalia

Filum               : Chordata

Kelas               : Mammalia

Ordo                : Cetacea

Famili               : Delphinidae

Genus              : Tursiops

Species            : truncatus  

Karena pada dasarnya lumba-lumba hidung botol adalah sejenis ikan paus (ordo Cetacea), maka mereka pun memiliki banyak kesamaan fisik dengan paus. Kesamaan tersebut antara lain keduanya sama-sama memiliki kulit yang licin, sirip-sirip yang dilapisi oleh kulit, sirip ekor yang posisinya horizontal, menggunakan paru-paru sebagai organ pernapasannya, berdarah hangat, serta melahirkan & menyusui anaknya Karena lumba-lumba hidung botol bernafas dengan paru-paru maka meraka pun lebih banyak menghabiskan waktunya di dekat permukaan laut. Normalnya lumba-lumba hidung botol akan muncul ke permukaan setiap menit untuk bernapas, namun mereka juga diketahui bisa menahan napas hingga 4 menit lebih.

Lumba-lumba Hidung Botol mengembangkan berbagai metode untuk menangkap mangsanya selain penggunaan suara berfrekuensi tinggi, salah satunya adalah dengan menggunakan sponge yang diperkirakan berkembang pada abad ke-19. Spons (Sponge) ini diletakkan padarostrum (moncong) agar terlindung dari bebatuan, cangkang, atau benda lain yang dapat melukai moncongnya. Begitu mangsa terlihat, makasponge akan dilepaskan agar dapat menangkap mangsa. Namun tidak semua individu mengaplikasikan teknik ini. Hasil penelitian tim peneliti Univeristas Zurich menemukan bahwa lumba-lumba Hidung Botol yang memanfaatkan sponge sebagai alat untuk memburu makanan, selanjutnya disebut spongers, memiliki jenis pakan yang berbeda dengan yang tidak memanfaatkan spons, yang selanjutnya disebut non-sponger,meskipun hidup dalam satu habitat. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa sponger umumnya memburu mangsa yang hidup didasar laut. 

 

Hal ini lah yang membuat Biodiversity Warriors tertarik karena sangat jarang di jumpai jenis lumba-lumba hidung botol di Perairan Pulau Panggang dan Pulau Air Kepulauan Seribu yang disebaban Pemanasan Global sehingga mengubah ekologi dan ekolingkungan, jalur lumba-lumba untuk mencari pakan dan penangkapan ilegal serta sangat kurangnya perhatian dan perlindungan dari kita. Dimana perlindungan kita untuk si pintar yang menawan ini ?  

Biodiverisity Warrior dalam kegiatan riset biologi laut mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Nasional di Kepulauan Seribu.

About Author
Ismail Adha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2016-05-18
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *