Menjaga Air dan Menjaga Lingkungan Demi Masa Depan

Marine
Menjaga Air dan Menjaga Lingkungan Demi Masa Depan
29 March 2020
1062

Lingkungan hidup merupakan bagian bumi yang mencakup berbagai macam makhluk hidup seperti manusia, satwa, tumbuhan, dan benda lainnya seperti air, udara, tanah ataupun sumber energi lainnya. Lingkungan yang baik akan tercipta apabila terjadi keseimbangan antara makhluk hidup satu dengan yang lainnya dan tak lupa makhluk abiotik seperti air, udara, tanah, cahaya matahari.

Namun dikarenakan kemajuan teknologi membuat keseimbangan antara makhluk hidup dengan yang lainnya kadang tidak terjaga. Pencemaran contohnya terhadap lingkungan hidup yang sejatinya berasal dari manusia sendiri telah mencemari air, tanah dan udara sehingga fenomena ini kita kenal sebagai fenomena pemanasan global (global warming). Isu pemanasan global sendiri muncul pada tahun akhir 1980 dimana terjadi perubahan iklim akibat gas CO (karbonmonoksida), NOx, CO2 (karbondioksida), CFC, N2O, CCl4, CH4 (metana) gas – gas ini dikenal dengan gas rumah kaca.

Besarnya kontribusi gas rumah kaca terhadap meningkatnya suhu bumi bukan masalah satu – satunya pencemaran terhadap lingkungan. sampah merupakan masalah klasik yang kurang mejadi perhatian di sebagian masyarakat. Produksi wadah makanan, alat elektronik, alat kosmetik, hingga pakaian yang kita kenakan akan menjadi sampah saat kita sudah tidak memakainya lagi. Penyianyiaan terhadap makanan pun masih tinggi yang membuat banyak makanan atau minuman yang di buang. Peningkatan produksi sampah pun menjadi permasalah global karena beberapa jenis sampah sulit untuk di urai terutama sampah plastik dan sampah elektronik.

Sekarang ini perubahan iklim pun telah terjadi selain disebabkan oleh gas rumah kaca. Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam pola cuaca di suatu wilayah. Perubahan Iklim memberi dampak serius terhadap berbagai sektor, di antaranya sektor kesehatan, pertanian, perekonomian. Selain itu, migrasi terpaksa (involuntary migration) akibat perubahan iklim berujung pada ketidakstabilan sosial dan politik yang mendalam. Perubahan iklim ini terjadi karena kerusakan fungsi hutan. Hutan di Indonesia merupakan penghasil oksigen terbesar namun sekarang ini sudah banyak terjadi penebangan liar, pembakaran hutan untuk dijadikan kebun kelapa sawit sehingga hutan pun kehilangan fungsi utamanya selain menjadi habitat untuk satwa liar hutan juga berfungsi menghasilkan oksigen, membantu peresapaan air agar tidak banjir atau longsor. Jika kerusakan hutan ini terus berlangsung maka satwa satwa dapat kehilangan habitat aslinya dan bisa saja masuk ke pemukiman warga seperti contoh halnya Harimau Sumatra yang memasuki daerah pemukiman yang terjadi di Sumatra Selatan. Jika penebangan liar masih terus berlangsung dapat menyebabkan tanah longsor yang dapat memakan korban jiwa karena tidak ada lagi yang menahan tanah dan air yang terus menyerap kedalam tanah.

Perubahan Iklim juga dapat menimbulkan dampak tersendiri dimasa yang mendatang terhadap kehidupan masyarakat seperti curah hujan yang tinggi lalu dilanjutkan dengan musim kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan, peningkatan volume air yang disebabkan mencairnya es di kutub dan bisa menyebabkan pulau pulau yang berada di daratan rendah nanti terendam oleh air, terjadinya bencana alam seperti angin putting beliung, berkurangnya sumber air.

Untuk mencegah atau setidaknya mengurai perubahan iklim kita harus menjaga alam dengan baik dengan cara menghemat pemakaian listrik, listrik merupakan salah satu sumber panas, yang berarti menyumbang pada peningkatan suhu bumi. Jika kita mencabut  sumber listrik pada satu saja peralatan yang tidak terpakai, mungkin hasilnya tidak terasa. Tapi bagaimana jika 10 orang berpikir hal yang sama, dan semakin banyak aksi tersebut dilakukan, maka penghematan energi listrik menjadi sangat besar. Konsumsi daya pada pembangkit listrik pun berkurang, sehingga panas yang dihasilkan pun menurun, menghemat pemakaian air, memanfaatkan energi alam sebaik mungkin, Seperti memanfaatkan energi matahari pada siang hari untuk menerangi ruangan sehingga mengurangi pemakaian lampu dengan menggunakan kaca pada dinding. Jika ruangan menjadi panas karena itu, jendela bisa digunakan untuk memanfaatkan angin sebagai penyejuk udara, dibanding menggunakan pendingin udara. Penggunaan gorden pada jendela juga bisa mengurangi panas,menggunakan peralatan ramah lingkungan, mengurangi pemakaian kendaraan pribadi, dan melakukan 5R (Rethink, Reduce, Reuce, Recycle, Replace) yaitu

  • Rethink, mengubah pola perilaku produksi dan konsumsi barang dengan mempertimbangkan kemungkinan untuk dilakukannya daur ulang.
  • Reduce, mengurangi penggunaan barang atau material yang digunakan sehar-hari agar dapat dimanfaatkan secara efektif untuk mengurangi pula sampah yang dihasilkan.
  • Reuse, menggunakan kembali barang atau material yang telah digunakan dan sebisa mungkin menghindari barang atau material dengan jenis yang hanya untuk sekali pakai. Hal ini penting untuk memperpanjang usia pakai sebuah barang untuk memperlambat laju hasil sampah.
  • Recycle, mendaur ulang barang atau material agar mampu dimanfaatkan kembali untuk keperluan lainnya.
  • Recovery / replace, melakukan penelitian mendalam untuk mengganti material produksi, misal dari yang susah terurai menjadi yang ramah lingkungan, atau material dengan jumlah terbatas dengan material yang masih banyak tersedia di alam namun dengan fungsi yang sama

Pencegahan terhadap kerusakan lingkungan sudah mulai di lakukan beberapa dekade terakhir ini. Berkembangnya isu pemanasan global (global warming) di masyarakat mendorong masyarakat dunia untuk mulai merubah pola pikir terhadap gaya hidup mereka. Gaya hidup untuk mengurangi kerusakan terhadap lingkungan. Energi dan material yang ramah lingkungan membuat para peneliti berpikir lebih keras agar menciptakan teknologi yang ramah dengan lingkungan, tidak hanya peneliti yang berpikir keras agar teknologi yang digunakan manusia membuat keseimbangan terhadap alam, masyarakat umum mulai belajar bagaimana mengurangi kerusakan lingkungan dengan cara yang sederhana dan mudah disamping para peneliti mengembangkan penemuan yang lebih “hijau”.

Menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menegaskan bahwa kondisi alam dipengaruhi bukan hanya oleh alam sendiri tapi juga oleh tingkah laku manusia. Kita hanya memiliki satu bumi dan tidak ada kembarannya, kita dituntut untuk menjaga langsung isi bumi kita.

Salah satu komponen dari lingkungan yang mampu membantu kita melangsungkan hidup adalah menjaga kelangsungan air bersih. Karena pada dasarnya manusia tak bisa hidup tanpa air. Air bersih merupakan kebutuhan mutlak hidup manusia di muka bumi. Untuk menjaga kelangsungan air bersih, maka manusia di bumi perlu memperingatinya dalam Hari Air Sedunia yang selalu diperingati pada 22 Mei. Peringatan tersebut merupakan wahana memperbarui tekad kita untuk melaksanakan Agenda 21 yang dicetuskan pada tahun 1992 dalam United Nations Conference on Environment and Development (UNCED) yang diselenggarakan di Rio de Janeiro, Brasil atau lebih populer disebut Earth Summit. Hari air sedunia mulai diperingati pada tahun 1993 oleh negara- negara PBB. Setiap tahun memiliki tema khusus agar menjadi perhatian warga dunia.

Peringatan hari air sedunia juga memberikan arti penting bagi bangsa Indonesia untuk memegang komitmen penuh menjaga kelangsungan air, apalagi kondisi air di Indonesia mengalami kondisi krisis dan membutuhkan penanganan secara serius dari pemerintah, swasta, stakeholder, dan masyarakat.

Perilaku masyarakat yang paling menonjol dan lebih banyak mempengaruhi kondisi air bersih yang memperihatinkan adalah tindakan membuang sampah sembarangan. Kita sering melihat masyarakat begitu mudahnya membuang sampah, baik di sungai maupun di jalan raya. Perlu sosialisasi secara berkesinambungan untuk meningkatkan kesadaran, bahwa membuang sampah sembarang memberikan dampak negatif terhadap air bersih yang kita konsumsi.

Kadangkala, ada pertanyaan dalam benak kita mengapa masyarakat Indonesia begitu susah untuk membentuk karakter yang sadar akan penanganan sampah, meskipun hanya membuang sampah pada tempatnya? Perilaku buang sampah banyak disebabkan berbagai faktor, seperti:

  •  Sistem kepercayaan masyarakat terhadap perilaku membuang sampah. Kemungkinan di dalam pikiran alam bawah sadar, masyarakat menganggap bahwa membuang sampah sembarangan ini bukan sesuatu hal yang salah dan wajar untuk dilakukan;
  • Norma dari lingkungan sekitar seperti keluarga, tetangga, sekolah, lingkungan kampus, atau bahkan di tempat-tempat pekerjaan. Pengaruh lingkungan merupakan suatu faktor besar di dalam munculnya suatu perilaku; dan
  • Perceived behavior control. Seseorang akan melakukan suatu tindakan yang dirasa lebih mudah untuk dilakukannya karena tersedianya sumber daya. Jadi, orang tidak akan membuang sampah sembarangan bila tersedia banyak tempat sampah di pinggir jalan.

Kita perlu menyadari bahwa dengan membuang sampah sembarangan secara kontinu akan memberikan dampak negatif terhadap kesehatan kita yang ditimbulkan dari rusaknya lingkungan seperti cairan dari rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan mencemari air. Selanjutnya, berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap. Hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Jika air sungai, selokan atau laut tersebut tanpa sadar kita konsumsi, maka dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, seperti: 1) Penyakit DBD, diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur dengan air minum; 2) Penyakit jamur dapat juga menyebar (jamur kulit); dan 3) Menjadi sampah beracun, jikatelah terkontaminasi oleh raksa (Hg) yang berasal dari sampah yang memproduksi baterai dan akumulator.

Sikap membuang sampah sembarangan bukan hanya dilakukan oleh masyarakat, tetapi sering dilakukan juga oleh perusahaan skala besar. Dampaknya terhadap kelangsungan air pun sungguh luar biasa. Pemerintah pun perlu turun tangan untuk memberikan sanksi tentang pelanggaran lingkungan tersebut. Banyak tindakan yang perlu dilakukan baik oleh masyarakat maupun perusahaan untuk menjaga kelangsungan hidup air, seperti menekan konsumsi plastik. Perlu diketahui, bahwa sampah plastik tidak mampu diurai selama puluhan tahun.Kondisi ini akan mempengaruhi kualitas air yang ada. Untuk mengurangi konsumsi sampah plastik, maka perlu adanya tindakan/prinsip reduksi bersih yang diterapkan dalam keseharian seperti menerapkan prinsip 4R, yaitu (Reduce, Reuse, Recycle dan Replace), yaitu: 1) Belanja jangan boros, perhitungkan keperluan dengan cermat; 2) Bawalah keranjang belanja yang dapat dipakai berulang kali sehingga mengurangi sampah plastik; 3) Upayakan daun sebagai pembungkus karena sampah daun hancur ditanah; 4) Jangan masukan sampah kedalam got sungai atau laut; dan 5) Sampah dapur dan dedaunan untuk kompos, kertas untuk daur ulang, kaleng untuk pot.

Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari dataran tinggi dan dataran rendah banyak mempengaruhi karakteristik sungai yang ada, dari daerah hulu sampai hilir. Karakteristik sungai bagian hulu, adalah 1)merupakan awal dari aliran sungai (mata air); 2) debit air relatif kecil dan dipengaruhi curah hujan; 3) kondisi dasar sungai berbatu; 4) sering ditemui air terjun dan jeram; 5) erosi sungai mengarah ke dasar sungai (vertikal); 6) aliran air mengalir di atas batuan induk; 7)aliran sungai mengerosi batuan induk; 8) aliran sungai cenderung lurus; 9) tidak pernah terjadi banjir; dan 10)kualitas air masih baik.

Karakteristik sungai bagian tengah, adalah 1) merupakan lanjutan dari hulu sungai; 2) lembah sungai berbentuk huruf U; 3)aliran air tidak terlalu deras; 4) proses erosi sudah tidak dominan; dan 5) proses proses transportasi hasil erosi dari hulu. Sedangkan, karakteristik sungai bagian hilir adalah 1) merupakan bagian akhir sungai menuju laut; 2) lembah sungai berbentuk huruf U; 3) aliran air permanen; 4) terdapat pengendapan di dalam alur sungai; 5) sering terjadi banjir; 6) terdapat daerah dataran banjir; 7) aliran sungai berkelok-kelok membentuk meander; 8) terdapat danau tapal kuda (oxbow lake); 9) erosi sungai ke arah sampinh (lateral); dan 10) badan sungai melebar Secara mayoritas, kondisi sungai di daerah hulu (daerah pegunungan) masih mengandung air bersih. Kadangkala, bisa langsung diminum karena mengandung mineral yang dibutuhkan tubuh.

Tetapi, setelah melewati perjalanan panjang (daerah tengah sungai) yang banyak melewati perkampungan atau perkotaan sangatlah berbeda. Kebiasaan masyarakat yang masih membuang sampah (organik dan anorganik) sembarangan membuat pemandangan sungai menyakitkan pandangan mata.Kondisi air pun sudah kritis. Jangankan untuk mandi, sekedar cuci kaki pun sudah tidak layak. Air menjadi kehitam-hitaman, bau menyengat (busuk) membuat kesehatan terganggu. Berbagai jenis penyakit pun mudah menyebar.

Yang lebih mengerikan adalah sampah-sampah buangan dari pabrik yang belum diolah sangat membahayakan kesehatan tubuh. Seperti zat-zat yang mengandung air raksa (Hg), Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Kadmium (Cd) dan lain-lain dapat menyebabkan berbagai macam penyakit berbahaya (contoh: kanker) dalam waktu yang lama. Jika kandungan zat-zat yang berbahaya terbawa air sungai dan akan mengalir ke laut berakibat akan merusak ekosistem yang ada. Jika zat-zat berbahaya tersebut dimakan oleh fauna yang ada di laut dan selanjutnya dikonsumsi oleh manusia akan mengakibatkan berbagai penyakit berbahaya dalam waktu lama. Dengan demikian, apa yang kita lakukan akan kembali kepada manuasia sendiri.

Perusakan kondisi air bersih yang memprihatinkan bukan hanya terjadi di sungai, tetapi banyak terjadi beberapa danau atau waduk di Indonesia. Kondisi air danau atau waduk pun sepertinya sudah tidak ideal. Sebagai contoh, kondisi Danau Limboto yang ada di Kota Gorontalo yang awalnya seluas 9.000 hektar, sekarang menyempit menjadi 3.000 hektar. Danau tersebut sering mengering disebabkan karena sedimentasi lumpur, sampah, danau, sawah dan terdesak pemukiman.Padahal, Danau Limboto menampung 23 aliran sungai. Karena penimbunan lumpur, kedalaman Danau Limboto turun dari kedalaman 14 meter menjadi 2,5-3 meter (Kompas, 2014). Apalagi ditambah dengan tumbuh suburnya eceng gondok, menjadi sumber air bersih tidak efektif lagi. Karena dapat merusak biota danau yang dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup nelayan yang ada di sekitarnya. Kepedulian Pemerintah terhadap sektor-sektor yang mendukung untuk pemenuhan air bersih harus diapresiasi dengan baik. Harapan untuk mendapatkan air bersih sebagai air munum layak dan meningkatkan sanitasi (kesehatan) masyarakat perlu ditingkatkan.

Kita memahami, bahwa pemenuhan akan air bersih sebagai air minum layak dan meningkatkan sanitasi layak di Indonesia semakin tinggi karena bertambahnya jumlah penduduk. Tetapi, pemenuhanakan air bersih di Indonesia memang tetap menjadi masalah, terutama di Pulau Jawa. Di pulau ini, diprediksi hanya mempunyai 4,5% potensi air tawar nasional tetapi harus menopang 65% dari jumlah penduduk Indonesia yang ± 240 juta jiwa. Ini menunjukan jumlah ketersediaan air bersih tidak sepadan dengan jumlah penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Ditambah dengan sistem pipanisasi (air PAM) yang diterapkan, hanya cukup untuk mengaliri 23% rumah tangga di Indonesia, selebihnya harus mengambil air tanah guna mencukupi kebutuhan air bersih.

Cara untuk menghemat penggunaan air bersih bisa dilakukan dengan aksi nyata, yaitu: 1) Jangan pergunakan air untuk melunakkan makanan beku (diamkan makanan beku di tempat hangat untuk melunakkannya); 2) Gunakan kertas daur ulang (produk yang dibuat dari 100% bahan daur ulang menggunakan air lebih sedikit dalam produksinya; 3) Letakkan ember atau tempat penampungan di bawah kran wudhu (air yang tertampung bisa digunakan untuk keperluan lain); 4) Bersihkan kandang/jari-jari kandang hewan menggunakan kain lap basah daripada air yang banyak; 5) Perbaiki kran air yang bocor (satu kran bocor dapat membuat anda kehilangan 75 liter air/hari; 6) Mandikan hewan peliharaan anda di pekarangan rumah yang membutuhkan asupan air; 7) Perbanyak lahan resapan (biopori) di halaman rumah; dan 8) Hindari mandi berendam (air pancuran bisa jadi alternatif untuk mandi hemat air) atau bisa dengan cara 1) Mandi dengan shower, daripada gayung dan bathtub;2) Matikan kran ketika mencuci tangan, gosok gigi, bahkan berwudhu (Menurut Metropolitan Water District of Southern California (MWDSC), AS, sanggup menghemat 11 liter air per hari); 3)Cuci peralatan makan dan pakaian dengan air tampungan; 4)Tampung air bekas cucian tanpa deterjen untuk menyiram tanaman atau kloset (Menurut Metropolitan Water District of Southern California (MWDSC), kegiatan ini bisa menghemat 750-1.150 liter air sebulannya); 5)Kurangi konsumsi barang yang “menyedot” air (kertas, daging, dan nasi putih); 6)Gunakan ulang alat makan dan pakaian jika belum terlalu kotor; 7)Pakai sedikit deterjen untuk mencuci (Gunakan sabun bio-degradable dari bahan organik sehingga air bekasnya dapat dipakai ulang setelah disaring dengan sumur resapan); 8)Siram tanaman di pagi hari; 9)Kurangi frekuensi memotong rumput (Menurut Metropolitan Water District of Southern California (MWDSC), bisa menghemat 1.900-5.700 liter per bulan); dan 10)Perbanyak bidang resapan di halaman (biopori, lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 cm dan kedalaman 100 cm setiap jarak 50-100 cm dari yang pertama).

Beberapa ayat di alquran pun menjelaskan bahwa tuhan menurunkan air hujan juga untuk dimanfaatkan seperti berikut. .“Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih, agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak. Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu di antara manusia supaya mereka mengambil pelajaran (daripadanya); maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari (nikmat)”(QS. Al-Furqaan: 48-50). Dan Kami turunkan dari langit, air hujan yang diberkahi (mubaarak)…” (QS. Qaaf:9)

Arti dari beberapa ayat di Al-Qur’an di atas memberikan petunjuk kepada kita, bahwa turunnya air hujan memberi berkah tersendiri buat kehidupan. Pemanfaatannya bisa dilakukan untuk keperluan apa saja. Bahkan, air hujan bisa kita langsung konsumsi untuk air minum yang menyehatkan.Agar turunnya hujan yang melimpah tidak terbuang sia-sia, maka masyarakat disarankan untuk memanfaatkan air hujan dalam menghadapi kelangkaan air bersih. Banyak cara untuk memanfaatkan air hujan, di antaranya dengan membuat kolam pengumpul air hujan di atas permukaan air tanah dan membuat sumur resapan air hujan. Tujuan terbaik adalah pemanfaatan air hujan secara maksimal dan mencegah terjadinya kebanjiran.

Apalagi bagi masyarakat yang tinggal di kota-kota besar seperti DKI Jakarta yang san gat membutuhkan air bersih sangat disarankan untuk membuat kolam penampungan atau sumur resapan. Bahkan, bagi masyarakat DKI Jakarta sudah ada ketentuan legalnya. setiap area rumah seluas 50 m2 wajib membangun sumur resapan seluas 2m2. Dengan membuat sumur resapan, air hujan dari pipa tegak dapat dialirkan ke saluran horizontal dengan diameter 10 cm, lalu diteruskan ke sumur penampung air hujan. Ukuran sumur serapan disarankan berdiameter 1,5 m dan sedalam 3m. Masukkan batu koral dan ijuk di lapisan bawah sumur untuk menyaring air hujan. Setelah melewati penyaringan tersebut, air yang lebih bersih akan meresap ke tanah. Saat curah hujan tinggi sangat mungkin sumur resapan menjadi penuh. Untuk itu pasang pipa overflow dengan diameter 10 cm yang langsung terhubung dengan saluran kota. Dengan demikian, saat air dalam sumur resapan penuh, air akan mengalir melalui pipa overflow ke saluran kota.

Kelangkaan air bersih membuat kita harus cerdik untuk mengantisipasinya. Proses pengolahan atau penjernihan air yang tidak layak konsumsi bisa kita lakukan sebagai alternatif. Sebagai informasi, proses penjernihan air merujuk ke sejumlah proses yang dijalankan demi membuat air dapat diterima untuk penggunaan akhir tertentu. Dapat dilakukan seperti air minum, proses industri, medis dan penggunaan lainnya. Tujuan utama dari proses penjernihan air adalah menghilangkan pencemar yang ada dalam air atau mengurangi kadarnya agar air menjadi layak untuk penggunaan akhirnya (mengembalikan ke lingkungan alami air yang sudah digunakan tanpa berakibatkan dampak yang buruk atas lingkungan). Ada beberapa cara proses penjernihan air seperti cara yang sederhana (praktis). Dengan pemakaian batu kali, ijuk, pasir halus, arang tempurung kelapa, kerikil, batu, batu kali dan 3 bak (pengendap, penyaring dan penampung) kita bisa melakukan proses penjernihan air.

Selain harus menjaga air agar tetap jernih sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik, masyarakat harus menjaga lingkungan sekitarnya tetap bersih dan mengingatkan satu sama lain untuk menjaga agar lingkungan tetap hijau. Apalagi di Ibukota seperti DKI Jakarta sekarang sudah sedikit untuk resapan airnya dikarenakan banyak dibangun gedung gedung pecakar langit dan daerah resapan seperti taman kota itu jarang diperhatikan oleh pemerintah. Jika tidak seperti itu maka bisa saja air meluap dan menyebabkan lingkungan sekitarnya terkena dampaknya.

Jangan lupa untuk selalu menghemat air dikarenakan masih banyak di daerah pedalaman yang masih kekurangan air bersih, untuk mendapatkan air bersih saja susah jadi mereka terpaksa untuk memakai air yang sudah terkontaminasi untuk digunakan sehari hari seperti memasak, mandi, mencuci dan masih banyak lagi. Sehingga terkadang mereka menderita penyakit seperti diare, terkena jamur pada kulit. Jika bukan kita yang menjaga lingkungan dan air tetap tejaga untuk masa depan yang lebih baik siapa lagi ? 

#bwkehati #hariairsedunia #bwchallenge

About Author
Tahnia Rahmasari
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2020-03-29
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *