Kamuflase Hewan, Warna Cantik Belum tentu Menguntungkan

Kamuflase Hewan, Warna Cantik Belum tentu Menguntungkan
25 Januari 2017
1805

Di alam kecantikan tak selalu berarti penghargaan. Hewan yang memiliki warna badan cerah malahan harus ektra hati-hati agar tidak menampakan diri. Terutama bagi serangga kecil seperti kupu-kupu. Warna sayap mereka yang mencolok terlalu mudah untuk diintai predator.

Indahnya sayap kupu-kupu tidak dibarengi dengan sistem pertahanan diri yang mampu melawan predator secara fisik. Predator seperti burung, laba-laba, tawon, dan capung memangsa sekitar 50% kupu-kupu yang belum sempat bereproduksi, dan sebagian lainnya bahkan dimangsa ketika baru keluar dari kepompong.

Tidak adanya kesempatan melawan, membuat kupu-kupu mengembangkan sistem pertahanan diri secara pasif seperti kamuflase. Contohnya pada Kallima paralekta yang sayap bawahnya menyerupai daun mati ketika mengatup. Jika tidak diamati dari dekat dan lekat pasti kita akan melewatkan keberadannya di antara dedaunan, begitupun dengan predator mereka.

Kupu-kupu ini endemik Indonesia yang hanya ditemukan di Pulau Jawa dan Sumatera. Meski endemik K. paralekta belum terancam punah, jumlahnya masih banyak dan sering ditemukan. Semua berkat kesuksesan kamuflase dengan tak menampakan kecantikannya.

Referensi:  eol.orglearnaboutbutterflies

Tentang Penulis
Admin BW
Biodiversity Warriors

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel
Terkait
Tidak ada artikel yang ditemukan
2020-07-30
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *