Capung Sebagai Bio Indikator Perairan Dan Lingkungan Sehat

Satwa
Capung Sebagai Bio Indikator Perairan Dan Lingkungan Sehat
28 Juli 2017
2026

         Capung salah satu serangga yang dijadikan dijadikan sebagai bio-indikator perairan dan lingkungan yang sehat. Bukan tanpa alasan, ternyata Capung berkembangbiak di dalam air. Wah wah.. siapa yang baru tahu? (hehehe penulis baru tahu tahun 2012 yang lalu). Nah, Capung hanya bisa bertahan hidup di kondisi air yang bersih. Capung dewasa yang siap bertelur akan menaruh telur di atas permukaan air (wah wah keren, seperti spon yang mengambang di permukaan).Ada yang tahu apa makanan capung? Sebelumnya penulis mau tanya dulu, pernah lihat capung secara langsung bukan? Biasannya capung-capung ini akan banyak kita temui di area persawahan atau di dekat sungai yang dipenuhi belukar rerumputan liar. Capung-capung akan banyak kita temui di pagi hari dan sore hari. Nah, ternyata makanan capung adalah ikan-ikan kecil dan plankton yang ada di air loh. Wuih.. pasti tidak menyangka bukan? Kayak ikan paus aja makannya para plankton ya. Atau kamu yang rumahnya di dekat persawahan dan masih ditemui Capung, pasti didalam rumah tidak banyak nyamuknya bukan? Hal ini disebabkan jentik-jentik dan nyamuk itu sendiri dimakan oleh si anak capung. Jadi telur Capung menetas menjadi serangga air, nah anak Capung yang menetas inilah yang akan memakan jentik-jentik di air. Baru setelah sudah dewasa akan bermetamorfosa menjadi capung. Dengan kata lain nyamuk santapan favorit Capung juga loh. Wuih wuih kasihan si Cicak tidak kebagian daging nyamuk xixixixi.Capung menguntungkan para petani, penasaran bagaimana bisa? Berdasarkan penelitian (lupa sumbernya, tapi yang jelas Pempretku pernah cerita) makanan capung itu adalah kutu tanaman dan serangga yang berbahaya untuk tanaman loh. Penelitian yang pernah dilakukan di Jerman, Australia dan Perancis dalam Jurnal Proceedings of the US Academy of Sciences (PNAS) menemukan bahwa penggunaan pestisida atau pupuk yang dilakukan oleh para petani dapat membunuh setengah Capung, dalam penelitian juga dituliskan dampaknya mampu membunuh setengah keragaman hayati invertebrata. Capung juga termasuk serangga, masih sekelas dengan Odonata. Dapat disimpulkan sementara bahwa, persawahan yang tidak terlalu banyak menggunakan pestisida maka akan ditemukan capung. Mungkin ini alasannya kenapa sawah dekat rumah penulis jumlah capung semakin sedikit dibandingkan dahulu saat penulis masih kecil.

 

sumber : http://www.snowlife-elisa.com/2014/05/capung-sebagai-bio-indikator-perairan.html

Tentang Penulis
David Pasaribu
Universitas Sumatera Utara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2017-07-28
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *