Buah Sukun Menjawab Masalah Kelaparan Dunia

Buah Sukun Menjawab Masalah Kelaparan Dunia
13 September 2014
2655

Hampir satu miliar orang di seluruh dunia tidak mampu untuk makan dan dibawah ancaman kelaparan. Berbagai usaha dilakukan untuk menjawab masalah kelaparan di dunia termasuk mencari sumber pangan alternatif. Artocarpus altilis adalah nama ilmiah dari sukun, buah yang bisa menjadi sumber pangan alternatif. Buah yang tidak berbiji dan bertekstur empuk membuat sukun memiliki sebutan breadfruit atau buah roti.

Sukun bukan hanya nikmat untuk dikonsumsi, sukun memiliki keunggulan dibanding tanaman lain. Pohon sukun memiliki umur yang panjang (perenial), mudah tumbuh di berbagai kondisi lingkungan bahkan dengan perawatan yang kurang. Hanya dalam 3-4 tahun pohon sudah mulai memproduksi zat tepung, buah berkarbohidrat yang setara dengan tanaman pertanian seperti padi, jagung, kentang, dan ubi.

Buah Sukun (Artocarpus altilis).
(Photograph copyright Jim Wiseman di nationalgeographic.com)

 

Meskipun buah sukun sudah ditanam lebih dari 3000 tahun di kawasan Oceania, tetapi buah ini belum dimaksimalkan di bidang pertanian. Padahal produksi buah sukun mampu menjadi kunci dalam pencarian produksi pangan yang berkesinambungan.

Diane Ragone, Director of the Breadfruit Institute, National Tropical Botanical Garden pada 2009 meluncurkan program Global Hunger Initiative. Program ini bertujuan menyebarkan sukun secara global. Hasilnya program ini mendapatkan respon yang baik dan 30 negara termasuk Ghana, Haiti, Kenya, Jamaica, Nicaragua, dan Pakistan sudah menerima 40.000 pohon.

Membudidayakan sukun juga tidak memerlukan banyak tenaga, tidak seperti padi yang memerlukan tenaga untuk panen dan penanaman kembali. Selain itu pohon sukun mengurangi penurunan kualitas tanah humus dan ikut menjadi penyimpanan karbon. Begitu banyak kelebihan dari sukun, si buah roti, buah kehidupan.

 

Referensi:

http://newswatch.nationalgeographic.com/2014/09/12/breadfruit-could-be-vital-food-source-in-extreme-climate/

 

Tentang Penulis
Admin BW
Biodiversity Warriors

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel
Terkait
Tidak ada artikel yang ditemukan
2020-07-30
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *