Alamku Tersisih

Alamku Tersisih
17 Juni 2015
1478

Setiap detik hembusan napas keluar, dan setiap detik juga kita menghirup udara meskipun kita tak pernah tahu apakah udara tersebut bersih atau tidak, hanya raga yang bisa merasakannya. Kenangan masa lalu masih teringat di pikiran dimana suasana desa yang penuh dengan udara segar, hutan yang hijau, rimbun, serta banyak suara2 burung, owa, orangutan dan lain sebagainya. Bahkan air yang mengalir terlihat bersih dan segar dimana kebanyakan masyarakat desa menggunakan air untuk keperluan sehari2. Namun apa yang terjadi dengan negeri kita saat ini ? Apa yang terjadi dengan desa tercinta ? Kini semua harus menjadi sebuah kenyataan yang pahit oleh orang2 yang tak berdosa, dampak dari hilangnya hutan dengan ratusan ribu hektar, demikian juga dengan seluruh satwa teramasuk orangutan yang tidak bisa di selamatkan lagi habitatnya. Hanya demi uang yang nilainya berjuta rupiah ijin dikeluarkan, padahal uang tersebut tidak akan sampai 7 keturunan dan hanya hitungan menit uang sudah habis, namun sebaliknya dengan hutan mungkin sampai 14 keturunan akan tetap dinikmati oleh anak, cucu, buyut kita, sehingga mereka kelak masih bisa merasakan udara segar, jika hutannya terus di jaga dan di lestarikan. Kembali lagi kita mengingat desa yang dulu begitu indah dengan suasana alam yang segar banyak sahabat alam yang berteriak riang sepanjang waktu, namun kita lihat saat ini apa yang terjadi hanyalah adanya hutan menjadi sawit, gunung menjadi lembah bauksit, suara satwa menjadi suara mesin2, air bersih menjadi sumber pencemar lingkungan, semua itu hanya di jadikan bisnis semata oleh tangan2 yang tak bertanggung jawab dan hanya memikirkan hari ini, tidak memikirkan hari esok. Kenyataanya hutan sangat besar manfaatnya, mencegah banjir, longsor, erosi serta sumber oksigen (O2) dibanding Perkebunan Kelapa Sawit & Bauksit. Kawan, hidup ini masih panjang, masih banyak waktu untuk mencegah pengrusakan hutan secara habis-habisan, kalau bukan kalian siapa lagi, mari kita bersatu mempertahankan Hutan dan Satwa di Indonesia dari kepunahan. . .

Tentang Penulis
Awan Borneo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel
Terkait
Tidak ada artikel yang ditemukan
2015-06-17
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *